Sabtu, 28 Februari 2009

catatan sejarah

Sejarah Hidup Muhammad
oleh Muhammad Husain Haekal
Indeks Islam | Indeks Artikel Haekal | Tentang Penulis
________________________________________
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

KATA PERKENALAN
oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)
PRAKATA
Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - xliii; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - xlv; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - xlvi; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -xlvii; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - xlviii; Masalah penyaliban Almasih - li; Rumawi dan kaum Muslimin - lii; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - lii; Sebab permusuhan Islam-Kristen - lv; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - lvi; Penjajahan dan propaganda anti Islam - lviii; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -lviii; Sikap jumud di kalangan pemuda - lix; Ilmu dan literatur Barat - lx; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - lxi; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - lxii; Terpikir akan menulis buku ini - lxiii; Qur'an sumber yang paling otentik - lxiii; Konsultasi yang tepat - lxiv; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - lxviii.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6.
PENGANTAR CETAKAN KEDUA
Pembela-pembela Orientalis - lxxiv; Sebab-sebab kesalahan Orientalis - lxxvi; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan - lxxvi; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama - lxxviii; Qur'an tidak diubah-ubah - lxxviii; Pendapat Muir - lxxx; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi - lxxxi; Bila berselisih kembali kepada Nabi - lxxxii; Pengumpulan Qur'an langkah pertama - lxxxiii; Mushaf Usman - lxxxiv; Persatuan Islam zaman Usman - lxxxv; Mushaf Usman cermat dan lengkap - lxxxvi; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - xc; Fitnah sekitar ayan - xci; Kembali kepada ilmu pengetahuan - xcii; Kadang ilmu yang tidak cukup - xciii; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - xcv; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam - xcvii; Selawat kepada Nabi - xcviii; Menangkis kecaman - c; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - c; Kontradiksi - ci; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis - ciii; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - civ; Penghimpunan hadis - civ; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - cv; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun - cvii; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - cx; Qur'an dan mujizat - cx; Mujizat terbesar - cxi; Iman menurut pemuka-pemuka Islam - cxiii; Orang-orang mukmin pada masa Nabi - cxiii; Gharaniq dan Tabuk - cxiv; Metoda saya dalam penyelidikan ini - cxvi; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis - cxviii; Kaum Muslimin dan penyelidikan - cxix.
PENGANTAR CETAKAN KETIGA
I. ARAB PRA-ISLAM
Sumber peradaban pertama - 1; Laut Tengah dan Laut Merah - 2; Agama-agama Kristen dan Majusi - 3; Bizantium pewaris Rumawi - 4; Sekta-sekta Kristen dan pertentangannya - 4; Majusi Persia di Jazirah Arab - 6; Antara dua kekuatan - 7; Letak geografis Semenanjung Arab - 7; Tidak dikenal, selain Yaman - 8; Raja sahara - 8; Lalu lintas kafilah 9; Kekuatan Persia di Yaman - 9; Yaman dan peradabannya - 10; Judaisma dan Kristen di Yaman -11; Sebabnya Jazirah bertahan pada paganisma 18.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
II. MEKAH KA'BAH DAN QURAISY
Letak Mekah - 24; Ibrahim dan Ismail - 24; Kisah penyembelihan dan penebusan - 26; Zamzam - 29; Perkawinan Ismail dengan Jurhum - 29; Pembangunan Ka'bah - 32; Mekah di bawah Jurhum - 35; Qushayy dan anak-anaknya - 38; Mekah di tangan Qushayy - 38; Hasyim dan Abd'l-Muttalib - 39; Tugas-tugas duniawi dan agama di Mekah - 39; Berziarah ke Mekah - 42; Abdullah bin Abd'l-Muttalib - 43; Kisah penebusannya - 43; Kisah Abraha dan gajah - 45.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
III. MUHAMMAD: DARI KELAHIRAN SAMPAI PERKAWINANNYA
Perkawinan Abdullah dengan Aminah - 52; Abdullah wafat - 53; Muhammad lahir - 53; Disusukan oleh Keluarga Sa'd - 56; Kisah dua malaikat dan pembedahan dada - 57; Lima tahun selama tinggal di pedalaman - 60 ; Di bawah asuhan Abd'l-Muttalib - 60; Aminah wafat - 61; Abd'l-Muttalib wafat - 62; Di bawah asuhan Abu Talib - 63; Pergi ke Suria dalam usia duabelas tahun - 63; Perang Fijar - 65; Menggembala kambing - 68; Ke Suria membawa dagangan Khadijah -71; Perkawinannya dengan Khadijah- 73
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
IV. DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA
Perawakan dan sifat-sifat Muhammad - 75; Penduduk Mekah membangun Ka'bah - 77; Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad - 78; Pemikir-pemikir Quraisy dan Paganisma - 80; Putera-puteri Muhammad - 81; Kematian putera-puterinya - 82; Perkawinan puteri-puterinya - 83; Kecenderungan Muhammad menyendiri - 85; Menjauhi dosa ke Gua Hira - 86; Mimpi Hakiki - 88; Wahyu pertama - 89.
Bagian 1, Bagian 2
V. DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR
Percakapan Khadijah dengan Waraga b. Naufal -95; Wahyu terhenti - 97; Islamnya Abu Bakr - 100; Kaum Muslimin yang mula-mula - 101; Ajakan Muhammad kepada keluarganya - 102; Quraisy menghasut penyair-penyairnya terhadap Muhammad - 105; Muhammad menista dewa-dewa Quraisy - 107; Utusan Quraisy kepada Abu Talib - 109; Kedudukan Muhammad terhadap pamannya - Quraisy menyiksa kaum Muslimin - 110; Kaum Muslimin hijrah ke Abisinia - 118; Islamnya Umar - 125.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
VI. CERITA GHARANIQ
Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:
Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia - Gharaniq yang luhur - Orientalis-orientalis bertahan pada cerita ini - Pegangan mereka dalam hal ini - Lemahnya pegangan tersebut - Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan ilmiah
VlI. PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI
Umar mengumumkan keislamanannya dan Muslimin beribadat di Ka'bah - 139; Piagam pemboikotan - 139; Upaya-upaya Quraisy memerangi Muhammad - 140; Alat propaganda - 140; Kefasihan yang mempesonakan - 142; Jabr orang Nasrani - 143; Tufail ad-Adausi - 144; Delegasi Nasrani - 145; Terpengaruhnya Quraisy pada ajakan yang baru - 146; Kekuatiran-kekuatiran Quraisy: persaingan - 149; Kehilangan kedudukan di Mekah - 150; Hari kebangkitan - 151; Beberapa perbandingan - 156.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
VIII. DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'
Muslimin lari dari Mekah ke celah-celah gunung - 159; Tidak bergaul dengan orang kecuali dalam bulan-bulan suci - 159; Zuhair dan kawan-kawannya membatalkan piagam - 160; Abu Talib dan Khadijah wafat - 163; Gangguan Quraisy kepada Muhammad - 165; Kepergian Muhammad ke Ta'if dan penolakan Thaqif - 166; Menikah dengan Aisyah puteri Abu Bakr dan janda Sauda - 169; Isra' dan Mi'raj - 169.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
IX. IKRAR 'AQABA
Kabilah-kabilah menolak Muhammad secara kasar - 181; Tanda kemenangan dari arah Yathrib - 182; Hubungan Yahudi dengan Aus dan Khazraj - 182; Beberapa orang Yathrib masuk Islam - 184; Perang Bu'ath - 185; Ikrar 'Aqaba yang pertama - 187; Mush'ab b. 'Umair - 188; Kembali ke Mekah sesudah setahun - 188; Orang-orang Islam dari Yathrib - 184; Ikrar 'Aqaba yang kedua - 190; Beritanya di kalangan Quraisy - 193; Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib - 195 ; Komplotan Quraisy mau membunuh Muhammad - 196.
Bagian 1, Bagian 2
X. HIJRAH
Perintah hijrah - 199; Ali di tempat tidur Nabi - 200; Di gua Thaur - 200; Berangkat ke Yathrib - 203; Cerita Suraqa b. Ju'syum - 204; Muslimin Medinah menantikan kedatangan Rasul - 207; Islam di Yathrib - 208; Muhammad memasuki Medinah - 211.
Bagian 1, Bagian 2
XI. TAHUN PERTAMA DI YATHRIB
Yathrib menyambut Muhajir Besar - 213; Pembinaan mesjid dan tempat tinggal Nabi - 214; Kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Yathrib - 215; Orang-orang Yahudi Medinah - Muhammad mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar - 218; Perjanjiannya dengan Yahudi menetapkan kebebasan beragama - 221; Perkawinan Muhammad dengan Aisyah - 225; Zakat dan Puasa - 226; Azan sembahyang - 226; Teladan dan ajaran-ajaran Muhammad - 228; Kuatnya agama baru dan takutnya pihak Yahudi - 233; Kiblat dari al-Majid'l-Aqsha dialihkan. ke al-Masjid'l Haram - 238; Delegasi Nasrani Najran ke Medinah - 239; Pertemuan tiga agama di Yathrib - 240; Kaum Muslimin mempertimbangkan kedudukannya terhadap Quraisy - 242.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
XII. SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA
Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan yang pertama - 245; Nabi berangkat sendiri - 246; Pendapat ahli-ahli sejarah tentang ekspedisi pertama - 247; Pendapat kami tentang satuan-satuan ini - 248; Menyudutkan perdagangan Quraisy - 248; Anshar dan perang Agresi - 250; Watak penduduk Medinah - 251; Menakut-nakuti Yahudi - 252; Intrik-intrik Yahudi - 252; Islam dan Perang - 253; Orang-orang suci dalam Islam dan Kristen - 260; Islam agama kodrat - 261.
Bagian 1, Bagian 2
XIII. PERANG BADR
Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam - 262; Usaha Muslimin memotong jalan - 263; Berangkat dengan sukses - 269; Perdagangan Abu Sufyan selamat - 269; Quraisy dan Muslimin ragu-ragu akan berperang - 270; Ditunggu kembalinya - 271; Quraisy mengetahui persiapan Muslimin - 273; Mereka berangkat ke Badr - 271; Posisi kedua belah pihak di Badr - 273; Doa Muhammad 275; Hilangnya keraguan - 277; Semangat dan kemenangan Muslimin - 284
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
XIV. ANTARA BADR DAN UHUD
Muslimin dan Yahudi - 297; Perang Qainuqa' - 300; Yahudi keluar dari Medinah - 301; Quraisy bergerak - 303; Ekspedisi Sawiq - 303; Kabilah-kabilah bergerak lalu melarikan diri - 305; Hancurnya Safwan b. Umayya - 308.
Bagian 1, Bagian 2
XV. PERANG UHUD
Persiapan Quraisy di Mekah - 311; Berangkat perang - 311; Bagaimana Muhammad mengetahui - 312; Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar - 314; Kalah dan menang - Nabi berangkat dari Medinah - 317; Berhadapan dengan lawan - 318; Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah - 334.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XVI. PENGARUH UHUD
Politik Muhammad sesudah Uhud - 335; Pasukan Abu Salama - 336; Pasukan Abdullah b. 'Unais - 337; Peristiwa ar-Raji' (tahun 625) - 337; Zaid b. Khubaib dibunuh - 339; Orientalis diam saja - 340; Orang-orang Yahudi dan orang-orang Munafik di Medinah - 342; Yahudi berkomplot terhadap Muhammad - 343; Abdullah b. Ubayy membakar semangat orang-orang Yahudi - 344; Banu Nadzir dikepung - 345; Exodus - 346; Sekretaris Nabi - 348; Badr terakhir - 349; Ekspedisi Dhat'r-Riqa' - 350; Ekspedisi Duma'l-Jandal - 351;
Bagian 1, Bagian 2
XVII . ISTERI-ISTERI NABI
Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw., terutama kepada Zainab, sebagai jawaban dari tuduhan kaum orientalis mengenai perkawinan nabi dengan Zainab.
Teriakan Orientalis tentang Zainab bt. Jahsy - Zainab menurut gambaran kaum Orientalis - Orang-orang besar tidak tunduk kepada undang-undang - Penggambaran Orientalis yang keliru - Sampai usia 50 tahun hanya beristerikan Khadijah - Hanya Khadijah yang membawa keturunan - Perkawinan Sauda bt. Zam'a - Penelitian sejarah dan kesimpulannya Cerita Zainab bt. Jahsy - Kekeluargaan Muhammad dengan Zainab - Melamarnya untuk Zaid dan penolakan Zainab - Terpaksa menerima - Zaid mengadukan Zainab dan perceraian - Hukum pengaduan dalam Islam - Bagaimana Muhammad kawin dengan Zainab - Bagaimana pendapat kaum Orientalis tentang cerita Zainab bt. Jahsy - Muhammad menjunjung tinggi kedudukan wanita
XVIII. PERANG KHANDAQ BANU QURAIZA
Naluri orang-orang Arab dan kewaspadaan Muhammad - 370; Permusuhan Yahudi yang sengit - 371; Utusan Yahudi kepada Quraisy - 372; Yahudi lebih mengutamakan paganisma daripada Islam - 372; Pendapat seorang Yahudi - 373; Yahudi menghasut orang Arab - 373; - Muslimin gentar - 374; Menggali parit sekitar Medinah - 375; Quraisy terkejut melihat parit - 377; Musim dingin yang luar biasa - 377; Quraiza melanggar perjanjian - 380; Utusan Muhammad kepada Quraiza - 380; Yang menyerbu parit - 383; Muslimin dianggap enteng oleh Quraiza - 384; Intrik Nuiaim di kalangan Ahzab dan Quraiza - 384; Angin topan menghancurkan perkemahan Ahzab - 386; Ahzab berangkat pulang - 386; Perang Quraiza - 387; Keputusan Sa'd b. Mu'adh - 390; Keuletan orang-orang Yahudi dalam perang - 391; Harta benda Banu Quraiza - 393.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XIX. DARI DUA PEPERANGAN KE HUDAIBIYA
Penyusunan masyarakat Arab - 395; Affair percintaan dan semangat perang - 397; Wanita, di negeri Arab dan di Eropa masa itu - 398; Wanita dalam undang-undang Rumawi - 399; Muhammad dan reformasi sosial - 400; Islam melarang mempertontonkan diri - 401; Rumah tangga Nabi - 404; Persiapan kehidupan sosial untuk masyarakat Islam - 405; Ekspedisi Banu Lihyan - 406; Pembersihan Banu Qarad - 407; Ekspedisi menghadapi Banu'l-Mushtaliq - 408; Fitnah Abdullah b. Ubayy - 409; Kedengkian Ibn Ubayy kepada Nabi - 411; Perjuangan batin yang berat - 411; Nabi memaafkan Ibn Ubayy - 412; Tertinggal tak terasa - 413; Juairia bt. al-Harith - 415; Aisyah jatuh sakit - 417; Muhammad minta pendapat Usman dan Ali - 419; Muhammad menemui Aisyah - 420; Wahyu membebaskan Aisyah - 421; Maaf yang sungguh indah - 423.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XX. PERJANJIAN HUDAIBIYA
Setelah enam tahun di Medinah - 424; Muslimin dirintangi ke Mesjid Suci - 424; Muslimin mengumumkan naik haji - 427; Dua perkemahan bertemu - 429; Muhammad memelihara perdamaian - 431; Utusan Quraisy kepada Muhammad - 433; Perutusan 'Urwa ibn Mas'ud - 434; Utusan Muhammad kepada Quraisy - 435; Usman b'Affan diutus - 436; Ikrar Ridzwan - 437; Perutusan Quraisy kepada Muhammad - 438; Perundingan kedua belah pihak - 440; Abu Bakr dan Umar - 441; Perjanjian Hudaibiya (Maret 628) - 441; Perjanjian Hudaibiya mulai berlaku - 442; Hudaibiya: suatu kemenangan yang nyata - 444; Cerita Abu Bashir - 445; Wanita-wanita Muslihat yang hijrah - 448; Apa yang dilakukan Muhammad - 449.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XXI. KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA
Islam dan reformasi sosial - 451; Kematangan ajaran Islam - 451; Larangan khamr - 452; Kerajaan Rumawi dan Persia - 454; Islam: keseimbangan rohani dan jasmani - 458; Penumpasan terakhir Yahudi seluruh jazirah - 459; Besarnya kekuatan kedua belah pihak - 461; Benteng Khaibar terkepung - 462; Pihak Yahudi mati-matian - 463; Sebabnya Yahudi putus asa - 464; Perdamaian Khaibar - 465; Yahudi Fadak - 466; MenyerahnyaWadi'l-Qura - 466; Perkawinan Shafia dengan Muhammad - 468; Kisra dan surat Nabi - 471; Jawaban Muqauqis - 472; Jawaban Najasyi - 472; Muslimin kembali dari Abisinia - 473; Menantikan Umrah pengganti - 475.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4
XXII. 'UMRAT'L-QADZA
Muslimin berangkat ke Mekah - 476; Quraisy menyingkir dari Mekah - 477; Muslimin di depan Ka'bah - 477; Bertawaf di Ka'bah - 478; Tiga hari di Mekah - 479; Perkawinan Nabi dengan Maimunah - 480; Muslimin ke Medinah - 481; Islamnya Khalid bin'l-Walid - 482; Islamnya 'Amr bin'l-Ash dan 'Uthman b. Talha - 483.
XXIII. EKSPEDISI MU'TA
Perhatian Muhammad ke Syam - 484; Mengerahkan 3000 orang - 485; Pasukan Rumawi - 486; Dua pasukan bertemu - 487; Zaid b. Haritha sebagai panglima - 487; Ja'far b. Abi Talib - 487; Abdullah b. Rawaha - 487; Tiga orang panglima gugur berturut-turut - Pimpinan di tangan Khalid bin'l-Walid - 489; Siasat Khalid - 490; Muhammad menangisi para Syuhada - 491; Ekspedisi Dhat's-Salasil - 492.
XXIV. PEMBEBASAN MEKAH
Pengaruh Mu'ta - 494; Tersebarnya Islam di sebelah utara - 495; Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiya - 496; Khuza'a meminta bantuan Nabi - 496; Orang bijaksana Quraisy cemas - 497; Abu Sufyan di Medinah - 498; - Kegagalan misi Abu Sufyan - 498; Persiapan Muslimin membebaskan Mekah - 499; Surat Abi Balta'a kepada Quraisy - 499; Perjalanan tentara Muslimin - 501; Banu Hasyim masuk Islam - 502; Abbas b. Abd'l-Muttalib 502; Abu Sufyan mengintai - 503; Pertemuannya dengan Abbas - 503; Abu Sufyan di hadapan Rasul - 504; Persiapan memasuki Mekah - 506; Pembagian pasukan - 508; Memasuki Mekah - 509; Gambar-gambar dalam Ka'bah - 511; Ka'bah dibersihkan dari berhala - 512; Kekuatiran Anshar - 513; Islamnya Penduduk Mekah - 515.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XXV. HUNAIN DAN TA'IF
Malik b. 'Auf menghasut - 520; Muslimin berangkat ke Hunain - 521; Serangan Hawazin dan Thaqif - 521; Muslimin kucar-kacir - Ketabahan hati Muhammad - 522;Muslimin kembali bertempur - 524; Kemenangan Muslimin - 525; Kehancuran total pihak Musyrik - 526; Harga sebuah kemenangan - 527; Ta'if dikepung - 528; Diserang dengan manjaniq - 530; Kebun anggur ditebang dan dibakar - Utusan Hawazin meminta kembali tawanan perangnya - 531; Tawanan Hawazin dikembalikan - 533-534.
Bagian 1, Bagian 2
XXVI. IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI
Kelahiran Ibrahim, putera Nabi dengan Maria dan pertengkaran antara ister-isteri Nabi karena kelahiran Ibrahim tersebut. Cerita ini juga menimbulkan kegairahan mengarang cerita yang tidak-tidak dari kaum orientalis, yang dibalas-balik oleh Haekal secara tepat
Kembali ke Medinah - Kisah Ka'b ibn Zuhair - Utusan kabilah-kabilah kepada Nabi - Zainab wafat - Ibrahim lahir - Isteri-isteri Nabi cemburu - Hafsha dan Aisyah memperlihatkan sikap - Keterangan Umar - Cerita Maghafir - Maria di rumah Hafsha - Selama sebulan Nabi meninggalkan isterinya - Percakapan Umar dengan Nabi - Surat At-Tahrim.
XXVII. TABUK DAN KEMATIAN IBRAHIM
Sejarah peperangan di Tabuk dan kematian putera kesayangan Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim
Ketentuan Zakat dan Kharaj - Berita Rumawi bersiap-siap - Seruan Muhammad menghadapi Rumawi - Muslimin menyambut seruan Rasul - Mereka yang tinggal di belakang dan orang-orang Munafik - Muhammad bersikap tegas - Tentara Rumawi - Jalan ke Syam yang panas membakar - Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan - Ibrahim sakit - Muhammad meratapi kematian Ibrahim.
XXVIII. TAHUN PERUTUSAN
Pengaruh Tabuk - 571; Islamnya 'Urwa bin Mas'ud - 572; Perutusan Thaqif - 573; Nabi menolak berhala - 574; Minta dibebaskan dari salat - 575; Lat dibinasakan - 576; Abu Bakr memimpin jemaah haji - 577; Dasar ideal negara yang baru tumbuh - 583; Keputusan yang berlebih-lebihan - 584; Kebebasan berpikir dan peradaban Barat - 585; Bolsjevisma sebagai konsepsi ekonomi - 586; Membungkam kebebasan berpikir yang beralasan - 587; Gambaran kehidupan syirik - 588; Revolusi terhadap syirik dibenarkan - 589; 'Amir bin't-Tufail - 590; Perjuangan dalam Islam dan alasannya - 592
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
XXIX. IBADAH HAJI PERPISAHAN
Muhammad dan Ahli Kitab - 594; Kedudukannya di kalangan orang-orang Nasrani - 596; Keramahannya terhadap mereka - 599; Islam membedakan paganisma dengan Ahli Kitab - 598; Mengalirnya perutusan - 600; Kesatuan Arab di bawah Islam - 600; Islamnya Ahli Kitab - 601; Perutusan terakhir ke Medinah - 601; Persiapan Nabi naik haji - 601; Perjalanan kaum Muslimin ke Haji - 602; Ihram dan Talbiah - 602; Melepaskan Umrah - 603; Ali kembali dari Yaman - 604; Menjalankan manasik haji - 606; Khotbah 'Arafat - 606; "Hari ini Kusempurnakan agamamu." - 610;
Bagian 1, Bagian 2
XXX. SAKIT DAN WAFATNYA NABI
Menceriterakan sakit dan wafatnya Nabi; termasuk sejarah nabi-nabi palsu diawal sejarah Islam dan penunjukkan Abu Bakr untuk menjadi imam sholat
Sesudah haji perpisahan - 611; Rencana ekspedisi ke Rumawi - 613; Pasukan Usama - 614; Pesan Nabi kepada Usman - 614; Nabi mulai sakit - 615; Kepergiannya ke pekuburan Muslimin -617; Bergurau sekalipun dalam keadaan sakit - 619; Demam keras - 620; Pergi ke mesjid - Mendoakan syuhada Uhud - 620; Pesannya kepada Muhajirin dan Anshar - 621; Menyuruh Abu Bakr memimpin sembahyang - 622; Percakapan dengan Fatimah anaknya - 622; Bermaksud menuliskan wasiat - 623; Tidak mau diobati keluarganya - 624; Kesadaran sebelum wafat - 627; Berpulang ke rahmatullah - 627.
XXXI. PEMAKAMAN RASUL
Berita kematian menggemparkan - 629; Umar tidak percaya Rasul wafat - 629; Kedatangan Abu Bakr - 631; Barangsiapa akan menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal - 632; Benarkah Muhammad sudah wafat - 632; Abu Bakr membacakan ayat Qur'an - Pendapatnya meyakinkan Muslimin - 632; Pasukan Usama kembali ke Medinah - 633; Sambutan Abu Bakr kepada Anshar - 634; Ikrar Umum - 637; Pidato Khulafa'ur-Rasyidin yang pertama - 637; Di mana Rasul akan dimakamkan? - 638; Nabi dimandikan - 640; Perpisahan dengan jenazah yang suci - 641; Detik-detik yang khidmat dalam sejarah - 641; Keguncangan orang-orang yang lemah iman - 641; Nabi dikebumikan - 642; Aisyah di ruangan sebelah makam - 643; Menyelamatkan pasukan Usama - 643; Para nabi tidak diwariskan - 644; Warisan rohani terbesar - 644.
Bagian 1, Bagian 2
1. KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN
Dua kebudayaan: Islam dan Barat - 649; Pertentangan gereja dan negara - 649; Sistem ekonomi dasar kebudayaan Barat - 650; Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia - 651; Dasar kebudayaan Islam - 652; Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan negara - 654; Dalam segala hal akallah patokan dalam Islam - 655; Kekuatan iman - 657; Iman kepada Allah - 657; Iman dasar Islam - 659; Dengan mencari pertolongan Tuhan sampai kepada alam - 661; Sembahyang - 661; Persamaan di hadapan Tuhan - 663; Puasa bukan suatu tekanan - 665; Zakat - 667; Lembaga zakat - 669; Cinta harta - 670; Ibadah haji - 671; Norma-norma etik dalam Islam - 672; Insan Kamil dalam Qur'an - 673; Qur'an dan budi-pekerti - 675; Sistem moral - 677; Arti larangan minuman keras dan judi - 679; Qur'an dan ilmu pengetahuan - 680; Sistem ekonomi - 680; Larangan riba - 681; Bahaya riba yang lain - 682; Riba dan penjajahan - 683; Sosialisma Islam - 684; Tidak menghapuskan hak milik secara mutlak - 684; Sistem sosialisma yang sudah mantap - 685; Sosialisma dasarnya persaudaraan - 685; Mungkin ada yang menjadi keberatan pihak Barat - 687; Keberatan yang salah - 687; Teladan yang diberikan Muhammad - 688; Ulama yang menyesatkan - 689; Kebudayaan Islam dalam dunia kita sekarang - 690.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6
2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Tantangan pihak Orientalis - 692; Irving dan jabariah - 693; Qur'an dan takdir - 695; Yang sesat merugikan diri sendiri - 703; Contoh dalam kehidupan pribadi - 704; Maut, akhir dan awal hidup - 705; Rasul-rasul Tuhan dari anak negerinya - 708; Pengertian filosofis dalam jabariah Islam - 710; Yang baik dan yang jahat - 713; Pintu taubat - 715; Evolusi rohani dalam kehidupan - 716; Mulanya, adalah kekerasan dan fanatisma - 718; Rasio dan iman tentang mujizat - 720; Harta dan anak-anak keturunan serta perbuatan baik yang kekal - 724; Muslimin berpikir jadi terbalik. Bagaimana? - 725; Pendapat Syaikh Muhammad Abduh - 725; Pandangan Muslimin yang kemudian - 729; Islam-Kristen dan jalan tengah - 730; Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang - 731; Islam tidak menggunakan pedang - 731; Sebuah Liga umat Islam - 733; Jiwa perdamaian di dunia - 735; Toleransi yang tinggi dasar perdamaian - 736; Keluhuran hidup Muhammad - 738.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
CUPLIKAN
• Sejarah pembentukan mushaf Al-Qur'an menurut seorang orientalis Muir: Bagian 1, Bagian 2.
• Kotbah 'Arafat, kotbah terakhir Nabi Muhammad saw di hadapan umat Islam di desa Namira, menandai kelengkapan risalah yang dibawakannya

Soekarno - Sejarah yang tak memihak
Posted by iman under: SEJARAH; SOEKARNO .
Malam minggu. Hawa panas dan angin seolah diam tak berhembus. Malam ini saya bermalam di rumah ibu saya. Selain rindu masakan sambel goreng ati yang dijanjikan, saya juga ingin ia bercerita mengenai Presiden Soekarno. Ketika semua mata saat ini sibuk tertuju, seolah menunggu saat saat berpulangnya Soeharto, saya justru lebih tertarik mendengar penuturan saat berpulang Sang proklamator. Karena orang tua saya adalah salah satu orang yang pertama tama bisa melihat secara langsung jenasah Soekarno.
Saat itu medio Juni 1970. Ibu yang baru pulang berbelanja, mendapatkan Bapak ( almarhum ) sedang menangis sesenggukan.
“ Pak Karno seda “ ( meninggal )
Dengan menumpang kendaraan militer mereka bisa sampai di Wisma Yaso. Suasana sungguh sepi. Tidak ada penjagaan dari kesatuan lain kecuali 3 truk berisi prajurit Marinir ( dulu KKO ). Saat itu memang Angkatan Laut, khususnya KKO sangat loyal terhadap Bung Karno. Jenderal KKO Hartono - Panglima KKO – pernah berkata ,
“ Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO. Merah kata Bung Karno, merah kata KKO “
Banyak prediksi memperkirakan seandainya saja Bung Karno menolak untuk turun, dia dengan mudah akan melibas Mahasiswa dan Pasukan Jendral Soeharto, karena dia masih didukung oleh KKO, Angkatan Udara, beberapa divisi Angkatan Darat seperti Brawijaya dan terutama Siliwangi dengan panglimanya May.Jend Ibrahim Ajie.

Namun Bung Karno terlalu cinta terhadap negara ini. Sedikitpun ia tidak mau memilih opsi pertumpahan darah sebuah bangsa yang telah dipersatukan dengan susah payah. Ia memilih sukarela turun, dan membiarkan dirinya menjadi tumbal sejarah.
The winner takes it all. Begitulah sang pemenang tak akan sedikitpun menyisakan ruang bagi mereka yang kalah. Soekarno harus meninggalkan istana pindah ke istana Bogor. Tak berapa lama datang surat dari Panglima Kodam Jaya – Mayjend Amir Mahmud – disampaikan jam 8 pagi yang meminta bahwa Istana Bogor harus sudah dikosongkan jam 11 siang. Buru buru Bu Hartini, istri Bung Karno mengumpulkan pakaian dan barang barang yang dibutuhkan serta membungkusnya dengan kain sprei. Barang barang lain semuanya ditinggalkan.
“ Het is niet meer mijn huis “ – sudahlah, ini bukan rumah saya lagi , demikian Bung Karno menenangkan istrinya.
Sejarah kemudian mencatat, Soekarno pindah ke Istana Batu Tulis sebelum akhirnya dimasukan kedalam karantina di Wisma Yaso.
Beberapa panglima dan loyalis dipenjara. Jendral Ibrahim Adjie diasingkan menjadi dubes di London. Jendral KKO Hartono secara misterius mati terbunuh di rumahnya.
Kembali ke kesaksian yang diceritakan ibu saya. Saat itu belum banyak yang datang, termasuk keluarga Bung Karno sendiri. Tak tahu apa mereka masih di RSPAD sebelumnya. Jenasah dibawa ke Wisma Yaso. Di ruangan kamar yang suram, terbaring sang proklamator yang separuh hidupnya dihabiskan di penjara dan pembuangan kolonial Belanda. Terbujur dan mengenaskan. Hanya ada Bung Hatta dan Ali Sadikin – Gubernur Jakarta – yang juga berasal dari KKO Marinir.
Bung Karno meninggal masih mengenakan sarung lurik warna merah serta baju hem coklat. Wajahnya bengkak bengkak dan rambutnya sudah botak.
Kita tidak membayangkan kamar yang bersih, dingin berAC dan penuh dengan alat alat medis disebelah tempat tidurnya. Yang ada hanya termos dengan gelas kotor, serta sesisir buah pisang yang sudah hitam dipenuhi jentik jentik seperti nyamuk. Kamar itu agak luas, dan jendelanya blong tidak ada gordennya. Dari dalam bisa terlihat halaman belakang yang ditumbuhi rumput alang alang setinggi dada manusia !.
Setelah itu Bung Karno diangkat. Tubuhnya dipindahkan ke atas karpet di lantai di ruang tengah.
Ibu dan Bapak saya serta beberapa orang disana sungkem kepada jenasah, sebelum akhirnya Guntur Soekarnoputra datang, dan juga orang orang lain.
Namun Pemerintah orde baru juga kebingungan kemana hendak dimakamkan jenasah proklamator. Walau dalam Bung Karno berkeingan agar kelak dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor. Pihak militer tetap tak mau mengambil resiko makam seorang Soekarno yang berdekatan dengan ibu kota.
Maka dipilih Blitar, kota kelahirannya sebagai peristirahatan terakhir. Tentu saja Presiden Soeharto tidak menghadiri pemakaman ini.
Dalam catatan Kolonel Saelan, bekas wakil komandan Cakrabirawa,
“ Bung karno diinterogasi oleh Tim Pemeriksa Pusat di Wisma Yaso. Pemeriksaan dilakukan dengan cara cara yang amat kasar, dengan memukul mukul meja dan memaksakan jawaban. Akibat perlakuan kasar terhadap Bung Karno, penyakitnya makin parah karena memang tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya diberikan. “
( Dari Revolusi 1945 sampai Kudeta 1966 )
dr. Kartono Mohamad yang pernah mempelajari catatan tiga perawat Bung Karno sejak 7 februari 1969 sampai 9 Juni 1970 serta mewancarai dokter Bung Karno berkesimpulan telah terjadi penelantaran. Obat yang diberikan hanya vitamin B, B12 dan duvadillan untuk mengatasi penyempitan darah. Padahal penyakitnya gangguan fungsi ginjal. Obat yang lebih baik dan mesin cuci darah tidak diberikan.
( Kompas 11 Mei 2006 )
Rachmawati Soekarnoputri, menjelaskan lebih lanjut,
“ Bung Karno justru dirawat oleh dokter hewan saat di Istana Batutulis. Salah satu perawatnya juga bukan perawat. Tetapi dari Kowad “
( Kompas 13 Januari 2008 )
Sangat berbeda dengan dengan perlakuan terhadap mantan Presiden Soeharto, yang setiap hari tersedia dokter dokter dan peralatan canggih untuk memperpanjang hidupnya, dan masih didampingi tim pembela yang dengan sangat gigih membela kejahatan yang dituduhkan. Sekalipun Soeharto tidak pernah datang berhadapan dengan pemeriksanya, dan ketika tim kejaksaan harus datang ke rumahnya di Cendana. Mereka harus menyesuaikan dengan jadwal tidur siang sang Presiden !
Malam semakin panas. Tiba tiba saja udara dalam dada semakin bertambah sesak. Saya membayangkan sebuah bangsa yang menjadi kerdil dan munafik. Apakah jejak sejarah tak pernah mengajarkan kejujuran ketika justru manusia merasa bisa meniupkan roh roh kebenaran ? Kisah tragis ini tidak banyak diketahui orang. Kesaksian tidak pernah menjadi hakiki karena selalu ada tabir tabir di sekelilingnya yang diam membisu. Selalu saja ada korban dari mereka yang mempertentangkan benar atau salah.
Butuh waktu bagi bangsa ini untuk menjadi arif.
Kesadaran adalah Matahari
Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata
( * WS Rendra )

Jumat, 27 Februari 2009

Analytical exposition
Opportunity in the Global Financial Crisis
US. financial crisis and its contagion to Europe and the rest of the world could also create new opportunity for Indonesia in term of foreign direc investment and the development of basic infrastructure.
As the US. financial crisis has now spread to Europe, the oil-rich countries such as Saudi Arabia, Kuwait and Arab Emirate which have accumulated hundreds of billion of Dollars in their foreign reserve, are now reviewing their holding or investment vehicle. They are looking for more diversified investment outside the US and Europe.
Because of unfavorable political developments in Thailand and Malaysia over the past few months, Indonesia which has largely Muslim population could become one of these oil-rich countries' favorite place for foreign direct investment. That wil be true if the conditions, legal and market infrastructure are conducive for Islamic financial instruments.
The government had improved the legal framework with the recent actment of laws on sharia banking and bonds. The long term nature of Islamic bonds could make them the most suitable investment instrument for Indonesia, as these bonds grant an investor a share in an asset along with the cash flows and risks commensurate with such ownership.
The financial crisis that has gripped the globe and weakening economic growth in the rest of the world will serve to the government to accelerate the investment reform measures in order to grab the hidden opportunity in the global crisis.
Laptop as Students' Friend
Conventionally, students need book, pen, eraser, drawing book, ruler and such other stuff. Additionally, in this multimedia era, students need more to reach their progressive development. Students need mobile keyboards to record every presented subject easily. Of course it will need more cost but it will deserve for its function.
First, modern schools tend to apply fast transferring knowledge because the school needs to catch the target of curriculum. Every subject will tend to be given in demonstrative method. Consequently students need extra media cover the subject. Since there is a laptop on every students' desk, this method will help student to get better understanding.
Secondly, finding an appropriate laptop is not difficult as it was. Recently there is an online shop which provides comprehensive information. The best is that the shop has service of online shopping. The students just need to brows that online shop, decide which computer or laptop they need, then complete the transaction. After that the laptop will be delivered to the students' houses. That is really easy and save time and money.
From all of that, having mobile computer is absolutely useful for students who want to catch the best result for their study. Buying laptop online is advisable because it will cut the price. This online way is recommended since online shop also provide several laptop types. Students just need to decide which type they really need.

Narrative

Queen of Arabia and Three Sheiks
Maura, who like to be thought of as the most beautiful and powerful queen of Arabia, had many suitors. One by one she discarded them, until her list was reduced to just three sheiks. The three sheiks were all equally young and handsome. They were also rich and strong. It was very hard to decide who would be the best of them.
One evening, Maura disguised herself and went to the camp of the three sheiks. As they were about to have dinner, Maura asked them for something to eat. The first gave her some left over food. The second Sheik gave her some unappetizing camel’s tail. The third sheik, who was called Hakim, offered her some of the most tender and tasty meat. After dinner, the disguised queen left the sheik’s camp.
The following day, the queen invited the three sheiks to dinner at her palace. She ordered her servant to give each one exactly what they had given her the evening before. Hakim, who received a plate of delicious meat, refused to eat it if the other two sheiks could not share it with him.
This Sheik Hakim’s act finally convinced Queen Maura that he was the man for her. “Without question, Hakim is the most generous of you” she announced her choice to the sheiks. “So it is Hakim I will marry”.


The Legend of Toba Lake
Once upon time, there was a handsome man. His name was Batara Guru Sahala. He liked fishing. One day, he caught a fish. He was surprised to find out that the fish could talk. The fish begged him to set it free.
Batara Guru could not bear it. He made the fish free. As soon as it was free, the fish changed into a very beautiful woman. She attracted Batara Guru so much. He felt in love with that fish-woman. The woman wanted to marry with him and said that Batara Guru had to keep the secret which she had been a fish. Batara Guru aggreed and promised that he would never tell anybody about it.
They were married happily. They had two daughters. One day Batara Guru got very angry with his daughter. He could not control his mad. He shouted angrily and got the word of fish to his daugters. The daughters were crying. They found their mother and talked her about it.
The mother was very annoyed. Batara Guru broke his promise. The mother was shouting angrily. Then the earth began to shake. Volcanoes started to erupt. The earth formed a very big hole. People believed that the big hole became a lake. Then this lake is known as Toba lake.

Hortatory text

Watch your Kids While Watching TV
Television becomes one of the most important devices which takes place in almost houses. It can unite all members of the family as well as separate them. However, is it important to know what your kids are watching? The answer is, of course, absolutely "Yes" and that should be done by all parents. Television can expose things you have tried to protect the children from, especially violence, pornography, consumerism and so on.
Recently, a study demonstrated that spending too much time on watching TV during the day or at bedtime often cause bed-time disruption, stress, and short sleep duration.
Another research found that there is a significant relationship between the amount of time spent for watching television during adolescence and early adulthood, and the possibility of being aggressive.
Meanwhile, many studies have identified a relationship between kids who watch TV a lot and being inactive and overweight.
Considering some facts mentioning above, protect your children with the following tips:
• Limit television viewing to one-two hours each day
• Do not allow your children to have a TV set in their own bedrooms
• Review the rating of TV shows which your children watch
• Watch television with your children and discuss what is happening in the show


Where should be after High School?
The National examination result will be publicly enounced in next short time. Euphoria will flood for those who get success. In the other hand, It will be sorry to hear that there are some of them do not succeed in their national final examination. For those who succeed soon will think to decide; where will they be after graduating high school? Actually it will be easy to decide for those has been arranged and thought earlier but for those have not planed yet, it will be quite confusing.
Continuing study or looking for work is the primary choice among them. When they think about continuing study, they will think hard about the time and cost. How long the higher study will last? And how high is about the cost. In the same way, when they think about straightly seeking job, what skill and competence they have got is a big matter of questioning. So, doing both choices in the same time is an alternative.
Continuing study as well as seeking job is possibly done but it will be hard for them. Conventionally studying in the university needs much time to spend especially in the first year. It is true because they have to do and adapt a lot of things in their new higher school. it will be very hard to looking for job. Therefore it should come to their mind of continuing studying at higher school from their own home. As result, the available time will be more flexible for them. Then it will be very possible to seek job and get the appropriate one. This type of studying is publicly known as distance learning.
As the alternative method of studying, besides the conventional studying which students and the lecturer have to meet in the fixed time and place regularly, distance learning provides possibility to grow better. Possibly working and studying surely will create high quality graduate. Distance learning should appear as a considerable choice for them.

Spoof
“That Phone is Off”
Soon after he left college, Dave found one of his uncles who was very rich and had no children of his own died and left him a lot of money, so he decided to set up his own real estate agency.
Dave found a nice office. He bought some new furniture and moved in. he had only been there for e few hours when he heard someone coming toward the door of his office.
“It must be my first customer” Dave thought. He quickly picked up the telephone and pretended to be very busy answering an important call from someone in New York who wanted to buy a big and expensive house in the country.
The man knocked at the door while this was going on. He came in and waited politely for Dave to finish his conversation on the phone. Then the man said to Dave; “I am from the telephone company and I was sent here to connect your telephone”



Nasreddin’s Coat

One day Nasreddin had been invited to the dinner party. He went to the party by wearing old clothes.
When he arrived in the party, nobody looked at him and nobody gave him a seat. He got no food in the party so he went home and change his clothes
Next he put on his best clothes. He wore his newest coat and went to the party again. The host at once got up and came to meet him. The host offered him the best table and gave him a good seat and served him the best food
Nasreddin sat and put off his coat. He put his coat and said; “Eat the food, Coat!” the hosts and guests were very surprised and asked Nareddin; “What are doing?” Nasreddin replied calmly; “When I came here with my old clothes, nobody looked at me. Then I went home and put on my best clothes. I came back in my newest coat and you all give me this best food and drink. So, you give food to my coat instead of me”. Getting Nasreddin's answer, they just shook the head.

Recount text
Vacation to London
Mr. Richard’s family was on vacation. They are Mr. and Mrs. Richard with two sons. They went to London. They saw their travel agent and booked their tickets. They went to the British Embassy to get visas to enter Britain. They had booked fourteen days tour. This includes travel and accommodation. They also included tours around London
They boarded a large Boeing flight. The flight was nearly fourteen hours. On the plane the cabin crews were very friendly. They gave them news paper and magazine to read. They gave them food and drink. There was a film for their entertainment. They had a very pleasant flight. They slept part of the way.
On arrival at Heathrow Airport, they had to go to Customs and Immigration. The officers were pleasant. They checked the document carefully but their manners were very polite. Mr. Richard and his family collected their bags and went to London Welcome Desk. They arranged the transfer to a hotel.
The hotel was a well-known four-star hotel. The room had perfect view of the park. The room had its own bathroom and toilet. Instead of keys for the room, they inserted a key-card to open the door. On the third floor, there was a restaurant serving Asian and European food. They had variety of food.
The two week in London went by fast. At the end of the 14-day, they were quite tired but they felt very happy.

Visiting Bali
There were so many places to see in Bali that my friend decided to join the tours to see as much as possible. My friend stayed in Kuta on arrival. He spent the first three days swimming and surfing on Kuta beach. He visited some tour agents and selected two tours. The first one was to Singaraja, the second was to Ubud.
On the day of the tour, he was ready. My friend and his group drove on through mountains. Singaraja is a city of about 90 thousands people. It is a busy but quiet town. The street are lined with trees and there are many old Dutch houses. Then they returned very late in the evening to Kuta.
The second tour to Ubud was a very different tour. It was not to see the scenery but to see the art and the craft of the island. The first stop was at Batubulan, a center of stone sculpture. There my friend watched young boys were carving away at big blocks of stone. The next stop was Celuk, a center for silversmiths and goldensmiths. After that he stopped a little while for lunch at Sukawati and on to mass. Mass is a tourist center
My friend ten-day-stay ended very quickly beside his two tour, all his day was spent on the beach. He went sailing or surfboarding every day. He was quiet satisfied.

Explanation Text
Tsunami
The term of “tsunami” comes from the Japanese which means harbour ("tsu") and wave ("nami"). A tsunamigk is a series of waves generated when water in a lake or the sea is rapidly displaced on a massive scale.
A tsunami can be generated when the sea floor abruptly deforms and vertically displaces the overlying water. Such large vertical movements of the earth's crust can occur at plate boundaries.
Subduction of earthquakes are particularly effective in generating tsunamis, and occur where denser oceanic plates slip under continental plates.
As the displaced water mass moves under the influence of gravity to regain its equilibrium, it radiates across the ocean like ripples on a pond.
Tsunami always bring great damage. Most of the damage is caused by the huge mass of water behind the initial wave front, as the height of the sea keeps rising fast and floods powerfully into the coastal area.

Anecdote
How Day and Night Happen
The sun seems to rise in the morning, crosses the sky during the day and sets at night. However the sun does not actually move around the earth. Earth's turning on its axis makes it look as if the sun is moves.
The earth makes a complete turn on its axis for 24 hours. It is called as rotation. It causes day and night. The earth also moves around the sun. It takes 365 days or a year. This process is called revolution. The revolution process causes the changes of the season

Blessing behind Tragedy
There was a black family in Scotland years ago. They were Clark family with nine children. They had a dream to go to America. The family worked and saved. They were making plan to travel with their children to America. It had taken several years but finally they had saved enough money. They had gotten passport. They had booked seats for the whole family member in a new liner to America.
The entire family was full of anticipation and excitement with their new life in America. However few days before their departure, the youngest son was bitten by a dog. The doctor sewed up the boy. Because of the possibility of getting rabies, there were being quarantined for long days. They were in quarantine when the departure time came. The family dreams were dashed. They could not make the trip to America as they had planned.
The father was full of disappointed and anger. He stomped the dock to watch the ship leaved without him and his family. He shed tears of disappointment. He cursed both his son and God for the misfortune.
Five days latter, the tragic news spread throughout Scotland. The ship, the mighty Titanic, had shank. It took hundreds of passenger and crew with it. Titanic which had been called the unsinkable ship had sunk. It was unbelievable but it was.
The Clak family should have been on that ship, but because of the bitten son by a dog, they were left behind. When the father heard the news, he hugged the son and thanked him for saving the family. He thanked God for saving their lives. It was a blessing behind a tragedy.

NARRATIVE TEXT
a. Philosophical Concepts of Narrative
There are thirteen kinds of genre which we know: Descriptive, Spoof, Anecdote, Explanation, Hortatory Exposition, News item, Review, Narrative, Recount, discussion, procedure, report and Analytical Exposition. Here, the writer will explain about Narrative from the social function, generic structure, lexicogarammatical feature, and the example with the analyze.
There are many types of narrative. They can be imaginary, factual or a combination of both. They may include fairy stories, mysteries, science fiction, romances, horror stories, adventure stories, fables, myths and legends, historical narratives, ballads, slice of life, personal experience.
1. Social Function
The basic purpose of narrative is to entertain, to amuse, to gain and hold a readers' interest. However, narratives can also be written to teach or inform, to change attitudes / social opinions eg. soap operas and television dramas that are used to raise topical issues. Narratives sequence people / characters in time and place but differ from recounts in that through the sequencing, the stories set up one or more problems, which must eventually find a way to be resolved. A narrative text describes an event, feeling or experience in story form or in the order the details of the event happened. A narrative is a story.
Notes:
It is important to know that the social function of the narrative text is to inform and entertain. Narrative text will tell the story with amusing way. Narrative text is written based on life experience. In literary term, experience is what we do, feel, hear, read, even what we dream. There are some genres of literary text which fit to be classified as the narrative text. Some of them are:
• Folktales, it includes fables, legend, myth, or realistic tales
• Mysteries, fantasy, science or realistic fiction
Commonly, narrative text is organized by the story of grammar. It will be beginning, middle and end of the story. To build this story grammar, narrative text need plot. This plot will determine the quality of the story. Plot is a series of episodes which holds the reader’ attention while they are reading the story.
Conflict is the main important element of the plot. This conflict among the characters will drive the story progress. In this conflict, readers will be shown how the characters face the problem and how they have ability to handle that problem.
2. Generic structure
Generic structure of Narrative text can divided into two kinds. That in traditional structure and modern structure. Traditional structure and modern structure has difference and the same. The difference between traditional structure and modern structure is in traditional structure, the generic structure including orientation, complication or problem, and resolution. But, in modern ones, narrative has some generic structure, including orientation, evaluation, complication, resolution and re-orientation. The same is both of traditional and modern has same meaning to explain the generic structure.
● Traditional structure of Narrative text
Orientation: (introduction) in which the characters, setting and time of the story are established. Usually answers who? when? where?
Complication or problem: The complication usually involves the main character(s) (often mirroring the complications in real life).
Resolution: There needs to be a resolution of the complication. The complication may be resolved for better or worse/happily or unhappily. Sometimes there are a number of complications that have to be resolved. These add and sustain interest and suspense for the reader.
● Modern structure of Narrative text
Orientation: sets the scene and introduce the participants. Usually position of orientation is in first paragraph which tell the background of the story, introduce the participant about the story.
Evaluation: is a stepping back to evaluate the plight. It means that this evaluation evaluate all of the story.
Complication: is place that a crises arises.
Resolution: The crises is resolves for better or for worse.
Re-orientation: is an optional or the conclusion of the story.
3. Lexicogrammatical Features
● Focus on specific and usually individualized participants. Specific participant is a word indicating a specific agent not general, such as, he, she, the girl, and etc.
● Use of Material Processes. Material processes are verb that show activities which can be seen. Such as, walk, write, sing and etc. But in Narrative we use verb II, such as, walked, wrote, sang, and etc.
● Use of Relational processes and mental process. Relational processes a verb which relates the subject and the object or complement of the sentence. Mental processes those of sensing, the other main category.
Use of Temporal Conjunction which is a word op phrase indicating order of event, for example next, then, the next day, and etc
4. Examples and analyze of the Narrative
First example:
SNOW WHITE
Once upon time there lived a little girl named Snow White. She lived with her aunt and uncle because her parents were dead. One day, she heard her uncle and aunt talking about leaving Snow White in the castle because they both wanted to go to America and they didn’t have enough money to take Snow White. Snow White did not want her aunt and uncle to do this. So, Snow White decided ran away from her castle. The next morning, she ran away when her aunt and uncle were having breakfast. She ran away into the woods. She very tired and hungry. Then, she saw little cottage. She knocked the door but no one answered. So, she went inside and fell asleep. Meanwhile, the seven dwarfs were coming home form work. They went inside. There they found Snow White sleeping. Then, Snow White woke up, she saw the dwarfs. Snow White told the dwarfs the whole story and she and the seven dwarfs live happily ever after.



An General structure’s Analysis of SNOW WHITE
Title SNOW WHITE
Orientation Once upon time there lived a little girl named Snow White. She lived with her aunt and uncle because her parents were dead.
Major complication One day, she heard her uncle and aunt talking about leaving Snow White in the castle because they both wanted to go to America and they didn’t have enough money to take Snow White.
Resolution 1 Snow White did not want her aunt and uncle to do this. So, Snow White decided ran away from her castle. The next morning, she ran away when her aunt and uncle were having breakfast. She ran away inti the woods.
Complication 2 Then, she saw little cottage. She knocked the door but no one answered. So, she went inside and fell asleep.
Resolution 2 Meanwhile, the seven dwarfs were coming home form work. They went inside. There they found Snow White sleeping. Then, Snow White woke up, she saw the dwarfs.
Re-orientation Snow White told the dwarfs the whole story and she and the seven dwarfs live happily ever after.
Second Example:



CINDERELLA
Once upon a time there was a beautiful girl called Cinderella. She lived with her stepsisters and her stepmother. They were very bossy. Cinderella had to do the housework.
One day an invitation to the ball (pesta dansa) came to her family. Her stepsisters would not let her go. Cinderella was very sad. Her stepsisters went to the ball without her.
Fortunately, the fairy Godmother came and helped her get to the ball. At the ball, Cinderella danced with the prince and the prince fell in love with her. They were love each other and married. They lived happily ever after.
An generic structure’s Analysis of CINDERELLA
Title CINDERELLA
Orientation Once upon a time there was a beautiful girl called Cinderella. She lived with her stepsisters and her stepmother.
Evaluation They were very bossy. Cinderella had to do the housework.
Complication One day an invitation to the ball (pesta dansa) came to her family. Her stepsisters would not let her go. Cinderella was very sad. Her stepsisters went to the ball without her.
Resolution Fortunately, the fairy Godmother came and helped her get to the ball.
Re-orientation At the ball, Cinderella danced with the prince and the prince fell in love with her. They were love each other and married. They lived happily ever after.

b. Why Narrative text is used in teaching learning process?
Narrative and stories in education have been the focus of increasing attention in recent years. The idea of narrative is fertile ground for adult educators who know intuitively the value of stories in teaching and learning. Narrative is deeply appealing and richly satisfying to the human soul, with an allure that transcends cultures, centuries, ideologies, and academic disciplines. In connection with adult education, narrative can be understood as an orientation that carries with it implications for both method and content. This Digest presents a brief overview of a narrative orientation to teaching and learning and then explores how stories and autobiographical writing promote learning.
The use of stories is pervasive in adult education practice. Case studies, critical incidents, role playing, and simulations are among the story-based techniques mentioned frequently in the literature (e.g., Taylor, Marienau, and Fiddler 2000). Storytelling is perhaps particularly prominent in literacy, English as a second language, and transformative education (e.g., Cranton 1997; Mezirow 1990). Wiessner's (2001) recent inquiry into the use of narrative activities among emancipator adult educators underscores the prevalence and complexity of such activities. Teacher stories are increasingly used in teacher formation and continuing education curricula (e.g., McEwen and Egan 1995). In short, stories are widely employed as a powerful medium of teaching and learning. But how do stories foster learning? The following discussion highlights selected concepts and practices that may help to clarify the dynamics of story-power in adult education.
Stories are effective as educational tools because they are believable, remember able, and entertaining (Neuhauser 1993). The believability stems from the fact that stories deal with human or human-like experience that we tend to perceive as an authentic and credible source of knowledge. Stories make information more remember able because they involve us in the actions and intentions of the characters. In so doing, stories invite--indeed demand--active meaning making. Bruner (1986) explains that the story develops the "landscape of action" and the "landscape of consciousness"--the element of human intention. As audience, we are engaged with the story on both levels, and it is through this dual involvement that we enter into the minds of the characters and into the deeper meaning of the story. We must fill in, from our own store of knowing, that which is unspoken. In so doing, we create as well as discover meaning, and we pose the questions we ourselves need to answer.
● This text very important because its purpose to present a view of the world that entertain or inform the readers or listener.
● This text can be a refreshed and make students feel calm down after get many lesson in theist class because this text tell something or give story.

c. Between Narrative and Recount
Something which happened in the past is the main resource to compose both narrative and recount text. The easiest way to catch the difference is analyzing the generic structure. Recount presents the past experiences in order of time or place. In simple way, recount describes series of events in detail. It does not expose the struggle on how to make them happen. The event happened smoothly. On the other hand, narrative introduces the crises / complications and how to solve them.

BIBLIOGRAPHY
Oxford Learner’s Pocked Dictionary. 1991. Oxford University Press
Team Communicative Competence. 2006. CV Kurnia Agung Jombang

my collection 1













Sejarah Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah oleh "Manusia Jawa" pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang berlangsung sampai sekarang
Prasejarah
Artikel utama: Indonesia: Era prasejarah.
Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, hanya 10.000 tahun yang lalu.
Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni pertama adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.[2]
Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 50.000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berciri rasial berkulit gelap dan berambut ikal rapat (Negroid), menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktek-praktek megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan.
[sunting] Era pra kolonial
[sunting] Sejarah awal
Lihat pula: Sejarah Nusantara.
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tanggal adalah dari abad ke-5 mengenai dua kerajaan bercorak Hinduisme: Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Di saat Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali menjadi vazal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).
[sunting] Kerajaan Hindu-Buddha
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era kerajaan Hindu-Buddha


Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
[sunting] Kerajaan Islam
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Islam di Indonesia
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7.[4]
Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.[5]
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.
Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.
[sunting] Era kolonial
[sunting] Kolonisasi Portugis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah_Nusantara#Zaman_Portugis
[sunting] Kolonisasi VOC
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era VOC
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.


Logo VOC
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
[sunting] Kolonisasi pemerintah Belanda
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Belanda
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
[sunting] Gerakan nasionalisme
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.
[sunting] Perang Dunia II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
[sunting] Pendudukan Jepang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Jepang
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
[sunting] Era kemerdekaan
[sunting] Proklamasi kemerdekaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
[sunting] Perang kemerdekaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era 1945-1949


Teks Proklamasi
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
Lihat pula The National Revolution, 1945-50 untuk keterangan lebih lanjut (dalam bahasa Inggris).
[sunting] Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
[sunting] Demokrasi Terpimpin
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.
[sunting] Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).
[sunting] Nasib Irian Barat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Konflik Papua Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.
[sunting] Gerakan 30 September
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
[sunting] Era Orde Baru
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.
[sunting] Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
[sunting] Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.
[sunting] Krisis ekonomi


Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
[sunting] Era reformasi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Reformasi
[sunting] Pemerintahan Habibie
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
[sunting] Pemerintahan Wahid
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.
[sunting] Pemerintahan Megawati
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.
[sunting] Pemerintahan Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.
[sunting] Catatan kaki
1. ^ Masih diperdebatkan, apakah termasuk H. erectus atau H. sapiens
2. ^ Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432-443) menyebutkan hingga 25.000 tahun yang lalu.
3. ^ Roberts 1990.
4. ^ Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia: Kumpulan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27. Dalam beberapa literatur lain disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 9. Ada juga yang menyebutkan abad ke 13. Namun, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia abad 7M, lalu berkembang menjadi institusi politik sejak abad 9M, dan pada abad 13M kekuatan politik Islam menjadi amat kuat.
5. ^ Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

[sunting] Lihat pula
• Sejarah nama Indonesia
[sunting] Sumber dan bacaan lebih lanjut
• (en) Ideals without Heat: Indonesia Raya and the Struggle for Independence in Malaya, 1920-1948
• (en) Ricklefs, M.C. 2001. A history of modern Indonesia since c.1200. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7
• (en) Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesia: Peoples and histories. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09709-3
• (en) Schwarz, Adam. 1994. A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability. 2nd Edition. St Leonards, NSW : Allen & Unwin.
• (en) Sebagian isi artikel ini berasal dari Library of Congress.
• (id) Sunanto Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9.
• (id) Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal 92-93
• (id) Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi
Sejarah Nusantara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Istilah Sejarah Nusantara dalam tulisan ini dimaknai sebagai catatan mengenai rangkaian peristiwa yang terjadi di Kepulauan Indonesia sebelum berdirinya Republik Indonesia.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Zaman pra-sejarah
• 2 Zaman pra-kolonial
o 2.1 Kerajaan Hindu/Buddha
o 2.2 Kerajaan Islam
• 3 Zaman kolonial
o 3.1 Zaman Portugis
o 3.2 Zaman VOC
o 3.3 Zaman Belanda
o 3.4 Zaman Jepang
• 4 Pranala luar
• 5 Lihat pula

[sunting] Zaman pra-sejarah
Migrasi manusia purba masuk ke wilayah Nusantara terjadi para rentang waktu antara 100.000 sampai 160.000 tahun yang lalu sebagai bagian dari migrasi manusia purba "out of Africa". Selanjutnya kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi, perpindahan besar-besaran masuk ke kepulauan Nusantara (imigrasi) dilakukan oleh ras Austronesia dari Yunan dan mereka menjadi nenek moyang suku-suku di wilayah Nusantara bagian barat. Mereka datang dalam 2 gelombang kedatangan yaitu sekitar tahun 2.500 SM dan 1.500 SM.
Bangsa nenek moyang ini telah memiliki peradaban yang cukup baik, mereka paham cara bertani yang lebih baik, ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem tata pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Kedatangan imigran dari India pada abad-abad akhir Sebelum Masehi memperkenalkan kepada mereka sistem tata pemerintahan yang lebih maju (kerajaan). Tokoh Dewawarman adalah orang pertama yang memperkenalkan model tata pemerintahan yang lebih maju itu. Dewawarman melanjutkan dan memajukan wilayah kekuasaan tokoh Aki Tirem.
[sunting] Zaman pra-kolonial
[sunting] Kerajaan Hindu/Buddha
• Kerajaan Salakanagara
• Kerajaan Tarumanagara
• Kerajaan Kutai
• Kerajaan Sriwijaya
• Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
• Kerajaan Kalingga
• Kerajaan Keritang
• Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)
• Kerajaan Medang
• Kerajaan Kahuripan
• Kerajaan Kediri
• Kerajaan Kanjuruhan
• Kerajaan Janggala
• Kerajaan Singasari
• Kerajaan Majapahit
• Kerajaan Dharmasraya
• Kerajaan Pajajaran
• Kerajaan Blambangan
• Kerajaan Sailendra
• Kerajaan Sanjaya
• Kerajaan Isyana
• Kerajaan Negara Daha
• Kerajaan Negara Dipa
• Kerajaan Tanjung Puri
• Kerajaan Nan Sarunai
• Kerajaan Kuripan
• Kerajaan Tulang Bawang
• Kerajaan Haru/Aru/Karo

[sunting] Kerajaan Islam
• Kepaksian Sekala Brak
• Kesultanan Aceh
• Kesultanan Asahan
• Kerajaan Kemuning
• Kerajaan Batin Enam Suku
• Kerajaan Indragiri
• Kesultanan Banten
• Kesultanan Bima
• Kesultanan Bulungan
• Kesultanan Buton
• Kesultanan Cirebon
• Kesultanan Lingga-Riau
• Kesultanan Deli
• Kesultanan Dompu
• Kesultanan Demak
• Kesultanan Gowa
• Kesultanan Jambi
• Kesultanan Kota Pinang
• Kesultanan Kutai
• Kesultanan Langkat
• Kesultanan Pajang
• Kesultanan Mataram
• Kesultanan Kartasura
• Kesultanan Pagaruyung
• Kesultanan Palembang
• Kesultanan Pontianak
• Kesultanan Samawa
• Kesultanan Sambas
• Kesultanan Serdang
• Kesultanan Siak Sri Inderapura
• Kerajaan Tanjungpura
• Kesultanan Ternate
• Kesultanan Tidore
• Kerajaan Sumedang Larang
• Kasunanan Surakarta
• Kasultanan Yogyakarta
• Mangkunagaran
• Kadipaten Paku Alaman
• Kesultanan Malaka
• Kerajaan Pasai
• Kesultanan Banjarmasin
• Kerajaan Linge
• Kesultanan Perlak
• Kesultanan Pasir
• Kesultanan Kotawaringin
• Kerajaan Pagatan
• Kerajaan Tidung
• Kerajaan Sambaliung
• Kerajaan Gunung Tabur
• Kesultanan Mempawah
• Kesultanan Kubu

[sunting] Zaman kolonial
[sunting] Zaman Portugis
Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga [1] dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, termasuk dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon. Khawatir peran pelabuhan Sunda Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke Portugis, penguasa Malaka. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.[2]
Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan dunia oleh Magellan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque. Tahun itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tandatangan para saksi, dan yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh João de Barros dalam bukunya "Da Asia", yang dicetak tidak lama sebelum tahun 1777/78.
Menurut sumber-sumber sejarah ini, raja Sunda menyambut hangat kedatangan orang Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik tahta menggantikan ayahandanya dan Barros memanggilnya "raja Samio". Raja Sunda sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka beliau akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dokumen kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal; keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522.
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrao saat mereka menemukan tanah baru. Padrao tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang, Makao dan Cina; serta gula di Brazil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda.[3] Pengaruh Portugis terhadap budaya Indonesia relatif kecil: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
[sunting] Zaman VOC
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VOC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda.

Sejarah


Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880.

Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

Zaman Penjajahan

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan.

Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders.

Sedangkan Efek yang diperjual-belikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan Pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.

Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co.

Perkembangan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 milyar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang berasal dari 250 macam efek.

Perang Dunia II

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat dengan memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup bursa efek di Surabaya dan di Semarang.

Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia.

Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal pada zaman penjajahan Belanda.
Pendidikan di Zaman Penjajahan Belanda
5 02 2007
Pendidikan selama penjajahan Belanda dapat dipetakan kedalam 2 (dua) periode besar, yaitu pada masa VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan masa pemerintah Hindia Belanda (Nederlands Indie). Pada masa VOC, yang merupakan sebuah kongsi (perusahaan) dagang, kondisi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari maksud dan kepentingan komersial. Berbeda dengan kondisi di negeri Belanda sendiri dimana lembaga pendidikan dikelola secara bebas oleh organisasi-organisasi keagamaan, maka selama abad ke-17 hingga 18 M, bidang pendidikan di Indonesia harus berada dalam pengawasan dan kontrol ketat VOC. Jadi, sekalipun penyelenggaraan pendidikan tetap dilakukan oleh kalangan agama (gereja), tetapi mereka adalah berstatus sebagai pegawai VOC yang memperoleh tanda kepangkatan dan gaji. Dari sini dapat dipahami, bahwa pendidikan yang ada ketika itu bercorak keagamaan (Kristen Protestan). Hal ini juga dikuatkan dari profil para guru di masa ini yang umumnya juga merangkap sebagai guru agama (Kristen). Dan sebelum bertugas, mereka juga diwajibkan memiliki lisensi (surat izin) yang diterbitkan oleh VOC setelah sebelumnya mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh gereja Reformasi.
Kondisi pendidikan di zaman VOC juga tidak melebihi perkembangan pendidikan di zaman Portugis atau Spanyol. Pendidikan diadakan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai VOC dan keluarganya di samping untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja murah terlatih dari kalangan penduduk pribumi. VOC memang mendirikan sekolah-sekolah baru selain mengambil alih lembaga-lembaga pendidikan yang sebelumnya berstatus milik penguasa kolonial Portugis atau gereja Katholik Roma. Secara geografis, pusat pendidikan yang dikelola VOC juga relative terbatas di daerah Maluku dan sekitarnya. Di Sumatera, Jawa dan Sulawesi, VOC memilih untuk tidak melakukan kontak langsung dengan penduduk, tetapi mempergunakan mediasi para penguasa lokal pribumi. Jikalaupun ada, itu hanya berada di pusat konsentrasi pendudukannya yang ditujukan bagi para pegawai dan keluarganya.
Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat digambarkan sebagai berikut:
(1) Pendidikan Dasar
Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi kedalam 3 kelas berdasar rankingnya. Kelas 1 (tertinggi) diberi pelajaran membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung. Kelas 2 mata pelajarannya tidak termasuk berhitung. Sedangkan kelas 3 (terendah) materi pelajaran fokus pada alphabet dan mengeja kata-kata. Proses kenaikan kelas tidak jelas disebutkan, hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Pendidikan dasar ini berupaya untuk mendidik para murid-muridnya dengan budi pekerti. Contoh pendidikan dasar ini antara lain Batavische school (Sekolah Betawi, berdiri tahun 1622); Burgerschool (Sekolah Warga-negara, berdiri tahun 1630); Dll.
(2) Sekolah Latin
Diawali dengan sistem numpang-tinggal (in de kost) di rumah pendeta tahun 1642. Sesuai namanya, selain bahasa Belanda dan materi agama, mata pelajaran utamanya adalah bahasa Latin. Setelah mengalami buka-tutup, akhirnya sekolah ini secara permanent ditutup tahun 1670.
(3) Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
Sekolah untuk mendidik calon-calon pendeta, yang didirikan pertama kali oleh Gubernur Jenderal van Imhoff tahun 1745 di Jakarta. Sekolah dibagi menjadi 4 kelas secara berjenjang. Kelas 1 belajar membaca, menulis, bahasa Belanda, Melayu dan Portugis serta materi dasar-dasar agama. Kelas 2 pelajarannya ditambah bahasa Latin. Kelas 3 ditambah materi bahasa Yunanu dan Yahudi, filsafat, sejarah, arkeologi dan lainnya. Untuk kelas 4 materinya pendalaman yang diasuh langsung oleh kepala sekolahnya. Sistem pendidikannya asrama dengan durasi studi 5,5 jam sehari dan Sekolah ini hanya bertahan selama 10 tahun.
(4) Academie der Marine (Akademi Pelayanan)
Berdiri tahun 1743, dimaksudkan untuk mendidik calon perwira pelayaran dengan lama studi 6 tahun. Materi pelajarannya meliputi matematika, bahasa Latin, bahasa ketimuran (Melayu, Malabar dan Persia), navigasi, menulis, menggambar, agama, keterampilan naik kuda, anggar, dan dansa. Tetapi iapun akhirnya ditutup tahun 1755.
(5) Sekolah Cina
1737 didirikan untuk keturunan Cina yang miskin, tetapi sempat vakum karena peristiwa de Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740. selanjutnya, sekolah ini berdiri kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun 1753 dan 1787.
(6) Pendidikan Islam
Pendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses awal masuknya Islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya.
Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami kebangkrutan, kekuasaan Hindia Belanda akhirnya diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda langsung. Pada masa ini, pendidikan mulai memperoleh perhatian relatif maju dari sebelumnya. Beberapa prinsip yang oleh pemerintah Belanda diambil sebagai dasar kebijakannya di bidang pendidikan antara lain: (1) Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu agama tertentu; (2) Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak didik kelak mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan kolonial; (3) Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya yang ada di Jawa.; (4) Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supremasi politik dan ekonomi pemerintah kolonial. Jadi secara tidak langsung, Belanda telah memanfaatkan kelas aristokrat pribumi untuk melanggengkan status quo kekuasaan kolonial di Indonesia.
Era ini sesungguhnya telah beroleh pengaruh dari faham gerakan Aufklarung (pencerahan) yang berkembang di Eropa. Di antara tesisnya menyebutkan tentang penghargaan terhadap nalar, kebebasan spiritual serta sekularisasi agama dan negara. Implikasi logis dari hal ini salah satunya adalah penyerahan pengelolaan pendidikan kepada negara, bukan lagi kepada lembaga-lembaga keagamaan (gereja). Secara formil, pemerintah Hindia Belanda telah mendirikan beberapa sekolah di Jawa sejak kepemimpinan Daendels, yaitu sekolah artileri (1806) di Jatinegara, sekolah pelayaran (1808) di Semarang, sekolah bidan (1809) di Jakarta, dan sekolah seni tari (1809) di Cirebon. Daendels ini juga dikenal sebagai tokoh pertama yang menginstruksikan para bupati agar mengusahakan pendirian sekolah-sekolah bagi remaja-remaja pribumi. Janssens yang menggantikan Daendels juga meneruskan kebijakan yang serupa di bidang pendidikan. Tetapi usahanya terinterupsi dengan kekalahan militer dan politik dari kerajaan Inggris. Hindia Belanda selanjutnya dikelola oleh Inggris di bawah Raffles. Secara kelembagaan formal, Inggris tidaklah menaruh perhatian besar kepada dunia pendidikan bagi kaum pribumi. Hanya saja, mereka tergolong sangat berminat melakukan eksplorasi ilmiah yang kemudian menghasilkan karya-karya intelektual yang cukup monumental, antara lain: History of Java karya Raffles, sejarah Sumatera, kamus Melayu dan pelajaran bahasa Melayu yang merupakan karya-karya Marsden, Java Government Gazette yang memuat ilmu pengetahuan tentang daerah dan penduduk, hasil kajian botani oleh Horsfield, dan juga kajian kepemilikan tanah di Jawa oleh Colin Mackenzie. Karya-karya tersebut memberi kontribusi signifikan bagi dunia ilmu pengetahuan sekaligus menjadi penanda khusus masa lima tahun (1811-1816) kekuasaan Inggris di Indonesia. Masa pemulihan kekuasaan Belanda pasca pendudukan Inggris menjadi titik tolak baru bagi perkembangan lebih maju dunia pendidikan di Indonesia.
Pada masa ini, pendidikan bagi pribumi kembali dirasa penting guna menopang operasionalisasi pemerintahan Hindia Belanda. Gubernur Jenderal Van den Bosch (1829-1834) yang dikenal sebagai penggagas Cultuurstelsel tercatat pernah menerbitkan edaran agar didirikan sekolah dasar negeri di tiap karesidenan atas biaya Bijbelgenootschap (persekutuan Injil) tahun 1831. Tetapi kurang beroleh tanggapan karena menyelisihi prinsip netral sikap pemerintah dalam soal agama. Baru kemudian tahun 1848, dengan keluarnya Keputusan Raja, diinstruksikan untuk mendirikan sekolah-sekolah pribumi dengan pembiayaan sebesar f. 25.000 setahun yang dibebankan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendidik para calon pegawai negeri. Sejak itulah berdiri dan berkembang sekolah-sekolah dari tingkat dasar dan lanjutan hingga tinggi yang memperkenankan golongan pribumi (aristokrat) untuk turut menikmati pendidikan. Untuk mengurusi pendidikan, agama dan kerajinan, pemerintah Hindia Belanda juga telah membentuk departemen khusus pada tahun 1867. Perkembangan ini kemudian sempat mengalami kemunduran karena krisis ekonomi dunia (malaise) yang berlangsung hampir satu dekade (1883-1892).
Perkembangan pendidikan di Indonesia mendapati tahapan barunya menjadi lebih progresif ketika memasuki tahun 1900, yakni era Ratu Juliana berkuasa di kerajaan Belanda. Van Deventer yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerapkan politik etis (Etische Politiek) pada tahun 1899 dengan motto “de Eereschuld” (hutang kehormatan) dan slogan “Educatie, Irigatie, Emigratie”. Prinsip-prinsip atau arah etis (etische koers) yang diterapkan di bidang pendidikan pada masa ini adalah: (1) Pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan sebanyak mungkin bagi pribumi. Bahasa Belanda diupayakan menjadi bahasa pengantar pendidikan; (2) Pendidikan rendah bagi pribumi disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sistem pendidikan pada masa ini belum lepas dari pola stratifikasi sosial yang telah ada, dan beroleh pengesahan legal sejak tahun 1848 dari penguasa kolonial. Dalam stratifikasi resmi tersebut dinyatakan bahwa penduduk dibagi kedalam 4 (empat) golongan: (1) Golongan Eropa; (2) Golongan yang dipersamakan dengan Eropa; (3) Golongan Bumiputera; dan (4) Golongan yang dipersamakan dengan Bumiputera. Tahun 1920, rumusan ini mengalami revisi menjadi seperti berikut ini: (1) Golongan Eropa; (2) Golongan Bumiputera; dan (3) Golongan Timur Asing. Perlu dicatat bahwa untuk golongan pribumi (bumiputera), secara sosial terstratifikasi sebagai berikut: (1) Golongan bangsawan (aristokrat) dan pemimpin adat; (2) Pemimpin agama (Ulama); dan (3) Rakyat biasa.
Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda sejak diterapkannya Politik Etis dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS, HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah peralihan. (2) Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS) dan pendidikan kejuruan. (3) Pendidikan tinggi.
Sejarah Nusantara
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar
Sejarah Nusantara adalah peristiwa-peristiwa dan kerajaan-kerajaan yang berdiri di Nusantara atau Dunia Melayu sebelum penubuhan Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Republik Indonesia. Umumnya, sejarah rantau ini dibahagikan kepada zaman purba atau prasejarah, zaman kerajaan Hindu Buddha, zaman kerajaan Islam dan akhirnya zaman kolonial. Selepas zaman kolonial, Nusantara berpecah kepada beberapa negara iaitu Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia dan Timor Timur.
Isi kandungan
[sorok]
• 1 Zaman prasejarah
• 2 Kerajaan Hindu/Buddha (0-1500)
• 3 Kerajaan Islam (1500 - sekarang)
• 4 Zaman penjajahan Eropah
• 5 Rujukan
• 6 Lihat juga
• 7 Pautan luar

[sunting] Zaman prasejarah
Penghijrahan manusia purba masuk ke wilayah Nusantara terjadi antara 100,000 - 160,000 tahun yang lalu sebagai sebahagian penghijrahan "keluar dari Afrika". Selanjutnya, kira-kira Abad ke-20 SM, 2000 SM, penghijrahan besar-besaran masuk ke Kepulauan Nusantara dilakukan oleh ras Austronesia dari Yunnan dan mereka menjadi nenek moyang kepada suku-suku di wilayah Nusantara barat. Mereka datang dalam dua gelombang, iaitu sekitar tahun 2500 SM dan 1500 SM.
Bangsa nenek moyang ini telah memiliki peradaban yang cukup baik. Mereka faham akan cara bertani yang lebih baik, ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem tata pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Ketibaan pendatang-pendatang dari India pada abad-abad akhir sebelum masihi memperkenalkan sistem tata pemerintahan yang lebih maju (kerajaan) kepada mereka, dengan Dewawarman merupakan orang pertama yang memperkenalkan model tata pemerintahan yang lebih maju itu. Dewawarman juga melanjutkan dan memajukan wilayah kekuasaan di bawah Aki Tirem.
[sunting] Kerajaan Hindu/Buddha (0-1500)


Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha utama di Nusantara.


Candi Borobudur di pulau Jawa merupakan bukti kekuasaan kerajaan-kerajaan Dharma di Nusantara.
Ketika awal tarikh Masihi, Nusantara diperintah oleh beberapa kerajaan Buddha dan Hindu. Agama-agama dharma ini disebarkan oleh pedagang-pedagang India yang belayar ke Nusantara. Kerajaan Hindu pertama di Nusantara, mengikut catatan pedagang India ialah kerajaan Jawa Dwipa di pulau Jawa yang wujud sekitar 200 SM. Manakala, mengikut Prasasti Yupa, kerajaan tertua di nusantara ialah Kerajaan Kutai[1] yang bertarikh 400 SM.
Pada kurun ke 7 hingga kurun ke 14, terdapat dua kerajaan besar iaitu kerajaan Srivijaya dan kerajaan Majapahit. Kerajaan Srivijaya merupakan kerajaan pertama yang berjaya menyatukan Nusantara dan membentuk acuan budayanya. Ini diikuti dengan kerajaan Majapahit dari Jawa. Pengaruh Hindu ini bertahan sehingga abad ke 14 apabila Islam mula memasuki Nusantara menerusi Sumatra.
Sumatera
1. Kerajaan Srivijaya
2. Kerajaan Keritang
3. Kerajaan Melayu Jambi/Kerajaan Dharmasraya/Kerajaan Melayu Lama - Jambi
4. Kerajaan Sekala Brak
Semenanjung Melayu
1. Kerajaan Gangga Negara
2. Kerajaan Langkasuka
3. Kerajaan Pan Pan
4. Kerajaan Kedah Tua
5. Kerajaan Chi Tu/Kerajaan Tanah Merah


Jawa
1. Kerajaan Salakanagara
2. Kerajaan Tarumanagara
3. Kerajaan Sunda Galuh
4. Kerajaan Isyana
5. Kerajaan Kalingga
6. Kerajaan Mataram Kuno (Hindu)
7. Kerajaan Medang
8. Kerajaan Kahuripan
9. Kerajaan Kediri
10. Kerajaan Kanjuruhan
11. Kerajaan Janggala
12. Kerajaan Jawa Dwipa
13. Kerajaan Singhasari
14. Kerajaan Majapahit
15. Kerajaan Pajajaran
16. Kerajaan Blambangan
17. Kerajaan Sailendra
18. Kerajaan Sanjaya
Borneo
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan Po Ni
3. Kerajaan Banjar
4. Kerajaan Negara Daha
5. Kerajaan Negara Dipa
6. Kerajaan Tanjung Puri
7. Kerajaan Nan Sarunai
8. Kerajaan Kuripan


Vietnam
1. Kerajaan Champa
[sunting] Kerajaan Islam (1500 - sekarang)


Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara


Masjid Baitul Rahman, Bandar Aceh. Aceh merupakan pusat tumpuan penyebaran Islam setelah kejatuhan Melaka.
Islam mula menapak di Nusantara sekitar kurun ke 11 menerusi Sumatra apabila kerajaan Pasai memeluk agama Islam. Penyebaran awal Islam di Nusantara dilakukan pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Parsi. Selepas itu, proses penyebaran Islam dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam Nusantara melalui perkahwinan, perdagangan tempatan dan peperangan.
Pada kurun ke 14, Kesultanan Melaka berkembang menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara. Setelah kejatuhan Melaka, pusat penyebaran Islam beralih ke Kesultanan Aceh di Sumatra. Pada lewat kurun ke 15, Hampir keseluruhan Nusantara sudah memeluk Islam kecuali di pulau Bali, Filipina dan beberapa kawasan di Borneo, Sulawesi dan Jawa Barat.
Sumatra
1. Kepaksian Sekala Brak
2. Kesultanan Aceh
3. Kesultanan Asahan
4. Kerajaan Kemuning
5. Kerajaan Batin Enam Suku
6. Kerajaan Indragiri
7. Kesultanan Riau-Lingga
8. Kesultanan Deli
9. Kesultanan Jambi
10. Kesultanan Kota Pinang
11. Kesultanan Langkat
12. Kesultanan Pagaruyung
13. Kesultanan Palembang
14. Kesultanan Serdang
15. Kesultanan Siak Sri Inderapura
16. Kerajaan Pasai
17. Kesultanan Perlak
Semenanjung Melayu
1. Kerajaan Naning
2. Kerajaan Negeri Sembilan
3. Kerajaan Perlis
4. Kesultanan Johor
5. Kesultanan Kedah
6. Kesultanan Kelantan
7. Kesultanan Perak
8. Kesultanan Pahang
9. Kesultanan Patani
10. Kesultanan Selangor
11. Kesultanan Terengganu
12. Kesultanan Melaka


{{Columns |width=500px |col1 =
Jawa
1. Kesultanan Banten
2. Kesultanan Cirebon
3. Kesultanan Demak
4. Kesultanan Pajang
5. Kesultanan Mataram
6. Kesultanan Kartasura
7. Kerajaan Sumedang Larang
8. Kasunanan Surakarta
9. Kesultanan Yogyakarta
10. Mangkunagaran
11. Kadipaten Pakualaman
|col2 =
Borneo
1. Kesultanan Banjar
2. Kesultanan Bulungan
3. Kesultanan Brunei
4. Kesultanan Kutai
5. Kesultanan Sambas
6. Kerajaan Tanjungpura
7. Kesultanan Pontianak
8. Kesultanan Pasir Balengkong
9. Kesultanan Gunung Tabur
10. [[Kesultanan Sambaliung]
}}
Sulawesi
1. Kerajaan Luwuk
2. Kerajaan Wajo
3. Kesultanan Bone
4. Kesultanan Buton
5. Kesultanan Gowa
6. Kesultanan Soppeng
Filipina
1. Kerajaan Manila
2. Kesultanan Maguindanao
3. Kesultanan Sulu


Maluku
1. Kesultanan Ternate
2. Kesultanan Tidore
3. Kesultanan Jailolo
4. Kesultanan Bacan
5. Kerajaan Tanah Hitu
Nusa Tenggara
1. Kesultanan Bima
2. Kesultanan Dompu
3. Kesultanan Samawa


[sunting] Zaman penjajahan Eropah


Penjajahan Eropah di Nusantara.


Bendera Syarikat Hindia Timur Inggeris pada tahun 1842.
Zaman penjajahan Eropah bermula apabila Portugis menawan Melaka pada tahun 1511. Pada tahun 1521, Ferdinand Magellan tiba di Cebu, Filipina dan menjadikan pulau itu sebahagian daripada empayar Sepanyol. Pada tahun 1565, keseluruhan Filipina jatuh ketangan Sepanyol dan dinamakan Hindia Timur Sepanyol. Pada 1602, Syarikat Hindia Timur Belanda ditubuhkan dan pada tahun 1605, Ambon ditawan Belanda daripada tangan Portugis. Inggeris pula mula menapak di Nusantara apabila Sir Francis Light membuat perjanjian lisan dengan Sultan Kedah untuk mendapatkan Pulau Pinang. Belanda dan Inggeris kemudiannya bersaing untuk meluaskan pengaruh di Nusantara dan persaingan ini berhenti apabila Perjanjian Inggeris Belanda 1824 dimaterai. Perjanjian ini dan juga penjajahan Sepanyol merupakan titik penting dalam sejarah dimana Nusantara mula berpecah belah, daripada sebuah rantau yang bersatu kepada beberapa negeri mengikut penjajahnya.
Belanda
1. Zaman Syarikat Hindia Timur Belanda (1602 - 1800)
2. Zaman Belanda (1800 - 1942)
Inggeris
1. Syarikat Hindia Timur Inggeris
2. Malaya British
3. Syarikat Berpiagam Borneo Utara
4. Rajah Putih


Portugis
1. Timor Portugis
2. Melaka Portugis
Sepanyol
1. Hindi Timur Sepanyol


Jepun
1. Empayar Jepun/ Perang Dunia Kedua (1942 - 1945)
[sunting] Rujukan
1. ↑ Informasi dari Royal Ark
[sunting] Lihat juga
• Sejarah Indonesia
• Sejarah Malaysia
• Sejarah Singapura
• Sejarah Filipina
• Sejarah Brunei
• Sejarah Timor Timur
[sunting] Pautan luar
• Kronologi Sejarah Indonesia dalam talian
• Senarai kerajaan-kerajaan di Indonesia
• Senarai kerajaan-kerajaan di Malaysia


Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara"
Kategori: Sejarah Nusantara | Sejarah Indonesia