Senin, 25 Mei 2009

puisi 2

Kaulah yang pertama (Ibu)

Kala aku bersedih
Kaulah yang pertama tenangkanku
Kala aku terluka
Kaulah yang pertama sembuhkanku
Bila aku menatap wajahmu
Terasa hati ini damai
Oleh lembut tatap mata kasih sayangmu
Kala aku terjatuh
Kaulah yang pertama menolongku
Kala aku sendiri
Kaulah yang pertama temaniku
Bila aku tersentuh kasihmu
Terasa hilang rapuhku
Oleh lenmbut tatap mata kasih sayangmu
Kaulah yang pertama kusebut
Saat aku terlahir
Tanpamu, aku takkan bisa tegar seperti saat ini

Rabu, 13 Mei 2009

SECURITI WLAN

Modul-13-Perc5-Security WLAN
Modul-13-Perc5-Security WLAN

MY NEW COLLECTIOM





Sabtu, 02 Mei 2009

humor

Tanam Jagung
Seorang Papua dari Kabupaten Wamena, menulis surat ke anaknya yang ada di penjara Buru karena dituduh terlibat OPM. Bunyinya: "Nemo, bapakmu sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun ini?"

Eh, anaknya membalas surat tersebut beberapa minggu kemudian. "Demi Tuhan, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat tersebut.

Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya, datang satu pleton tentara dari Kota Jayapura.

Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun singkong dan sibuk mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya. "Nemo, setelah bapak terima suratmu, datang satu pleton tentara mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"

Si anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai menanam jagung aja, kan sudah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terimakasih sama mereka." Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini langsung pingsan.

Ndut, Peng, Ndrong dan Ndul
Gendut, Gepeng, Gondrong dan Gundul adalah alumni sekolah militer. Mereka janjian mengadakan reuni di Restoran Daratista. Sambil makan, mereka berempat berbincang-bincang sambil bernostalgia.

Setelah makan Gendut pamit meninggalkan teman-temannya sebentar untuk nyanyi karaoke. "Minta lagu apa Rek? Last Kiss ah?"

Sambil mendengarkan Gendut nyanyi, teman-temannya melanjutkan obrolan mereka. "Bagaimana anak-anakmu Ndrong?" tanya Gepeng ke Gondrong.

Gondrong bercerita: "Oo, baik baik saja, anak saya kan dua. Yang cewek ikut suaminya jadi Kapolres di Abepura. Sedangkan yang cowok sudah jadi bos, pabriknya dua, PT Newmont dan PT Freeport. Tapi ya gitu...saya yang jadi bapaknya saja tidak pernah dibelikan motor sama sekali, eeeh...pas kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan BMW 318i gress,"

"Lha kalau anakmu Peng?"

Gepeng pun bercerita, "Anakku tiga cowok semua, yang dua kerja di Amerika, asistennya Jos Bus, yang bontot sekarang sudah jadi direktur developer rumah.

Tapi agak gendeng juga anak saya yang bontot ini. Rumah bapaknya sudah doyong dibiarkan saja, tapi waktu kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan rumah baru."

"Kalau kabar anakmu bagaimana Ndul?"

Sekarang Gundul yang cerita, "Anak saya empat cowok satu, cewek tiga. Sekarang sudah pada mandiri. Yang paling sukses ya anakku yang cowok. Sekarang jadi pialang saham, nemenin Jos Soros. Cuman ya enggak bener juga. Lha...saya ini gak pernah di kasih uang sama sekali, tapi kemarin waktu pacarnya ulang tahun dikasih deposito 100M."

Setelah Gundul cerita, Gendut selesai karaoke, "Nyeritain apa sih Rek?"

"Ini lho Ndut, pada nyeritain anaknya, gimana anakmu Ndut?" tanya Gundul. Setelah nyalain rokok, Gendut cerita.

"Anakku cuma satu aja payah. Aku ingin dia jadi TNI, eee malah jadi bencong. Sudah lima tahun dia buka salon, dari dulu sampe sekarang ya tetep aja nyalon. Tapi meskipun bencong dia tetep anakku. Apalagi dasarnya anak itu baik, pergaulannya luas dan sayang sama bapaknya. Setiap dapat rejeki pasti saya diberi.

Kemarin pas dia ulang tahun, ada temannya yang ngado BMW 318i gress, rumah baru, dan deposito 100M.

Dia bilang semua itu buat bapak saja, dia tetep seneng buka salon saja.

"Jangkrik!!!" teriak Gepeng, Gondrong, dan Gundul hampir bersamaan.

NAKAL DIJEWER
Dalam suatu apel pagi, seorang komandan sedang mengetes anak buahnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Komandan: "Apa yang kamu lakukan jika kamu berhadapan dengan musuh dalam jumlah yang sangat besar?!!

Rucah: "Langsung saya serang Pak!!!

Komandan: Salah! Kamu harus melaporkan pada pasukanmu supaya dapat menyerang bersama-sama. Lalu bagaimana jika kamu berhadapan dengan seekor babi hutan yang jinak?!

Rucah: "Saya melaporkan pada pasukan saya supaya dapat menyerang bersama-sama Pak!"

Komandan: Salah! Kamu harus menjewer kupingnya supaya tidak nakal! Lalu apa yang kamu lakukan jika berhadapan dengan saya?"

Rucah: "Langsung saya jewer kupingnya pak, biar tidak nakal!!!"

Komandan: "??????????"

Jeruk Seupil
Di dekat rumah Gus Dur ada seorang ibu yang terkenal pelit. Setiap mo' beli sesuatu, nawarnya kelewatan banget. Suatu kali Gus Dur kebetulan mo' beli jeruk dan kebetulan juga dua ketemu ibu pelit tadi di tempat tukang jualan jeruk.

Ketika itu si ibu pelit itu hendak membeli jeruk bareng Gus Dur.

Ibu Pelit: Jeruk ini satunya berapa?

Tukang Jeruk: Seribuan bu.

Ibu Pelit: (Si Ibu kumat pelitnya) Masa Jeruk seupil gini mahal banget, seratusan deh ibu ambil banyak.

Gus Dur: (Kesel ngelihat ibu pelit tadi) Eh bu, saya berani bayar sepuluh ribu kalau upil ibu segede gini.

Ibu Pelit: ....???